News

Masih Percaya Diri, Rektor UNM kembali dimintai keterangan terkait kasus pungli CPNS

Malassarglobal. Com – Menurut informasi yang beredar di kalangan wartawan, Rektor UNM Prof. Husain Syam besok Kamis, 25 April 2024 akan kembali dimintai keterangan lanjutan terkait dengan isi rekaman yang menyebut nama Rektor sebagai pihak yang akan menerima sejumlah uang sebagai bentuk ucapan terima kasih.

 

Dalam rekaman pembicaraan tersebut sangat gamblang dialog permintaan dari yg diduga sebagai perpanjangan tangan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) yang meminta ke salah seorang CPNS uang sebesar Rp 55 juta sebagai ucapan terima kasih ke Rektor, yg diperintahkan oleh Dekan FIKK. UNM.

 

Dalam pembelaan diri Prof Husain Syam mengatakan tidak jelas Rektor siapa yang dimaksud dalam rekaman tersebut. Ini bentuk pembelaan diri yang terlalu sederhana dan amat sangat menggelikan karena jelas-jelas kejadian dan tokoh dalam pembicaraan tersebut adalah dalam lingkup Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan.

 

Masa Rektor Banda Aceh yang dimaksud kata beberapa pembaca. Tim Diskrimsus Polda Sulsel pasti sudah memiliki rangkaian data dan peristiwa sehingga Rektor UNM kembali akan dimintai keterangan.

 

Masa sekarang ini adalah masa digital dimana teknologi sangat membantu manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya, termasuk ketidak-wajaran seseorang pejabat begitu mudah meminta uang dalam jumlah yang terbilang cukup besar untuk setiap CPNS FIKK UNM yang diterima.

 

Beberapa CPNS yang dimintai uang tersebut merasa heran karena selama dalam proses pendaftaran, ujian, wawancara, hingga penentuan hasil mereka merasa tidak pernah ada pihak yang menjanjikan untuk kelulusan. Demikian pula mereka merasa tidak pernah ada yang menawari untuk membantu meluluskan dengan imbalan tertentu, tetapi dalam perjalanan akhir dimana sudah ada penentuan dan mereka sudah menerima SK CPNS dan SK P3K tiba tiba ditagih yg wajib dilakukan dengan dalih tanda terima kasih.

 

Salah satu modus tim perpanjangan tangan Dekan FIKK adalah dengan membuat Group Whatsapp khusus CPNS-P3K. Salah seorang menyatakan bahwa WAG ini bertujuan untuk menagih besaran uang yang harus disetorkan ke Dekan dan ke Rektor. Bila tidak menyetor maka akan dikeluarkan dari WAG tersebut. Hanya anggota group yang tahu. supaya tidak mengetahui umum perkembangan soal ini pada FIKK UNM. Bahkan ada yang tidak diberikan Mata Kuliah, ditahan SK nya yang menyebabkan terhambatnya status mereka untuk status PNS. Semua serba jelas konstruksinya

 

Akan tetapi Rektor UNM masih nampak percaya diri bahwa apa yang dituduhkan tidak berdasar karena tidak menyebut Rektor siapa yang dimaksud. Sebagai seorang akademisi mestinya tidak semudah itu menyatakan bahwa semua itu hanya dibuat-buat, tanpa bukti-bukti yang ada.

 

Penyidik Polda bukanlah orang yang tidak faham sebuah fenomena ini apalagi ada fakta perbuatan mengatur untuk kepentingan sendiri. Jelas bukti itu. Polisi bukanlah institusi yang mudah mempercayai berita atau informasi jika tidak terkait suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

 

Penyidik Polda adalah orang yang profesional, sangat faham akan munculnya peristiwa ini. Jelas ada perintah meski yang membuat perintah seolah-olah tidak terlibat.

Hal inilah yang akan digali sejauh mana Rektor UNM memiliki keterlibatan dalam persoalan pungli ini.

 

Percaya diri boleh, tapi fakta akan meruntuhkan semuanya pada saatnya nanti karena persoalan ini sudah berlangsung bertahun-tahun bahkan diduga banyak lagi kasus yang belum terbongkar.

 

Gowa, Sulawesi Selatan – Tembang daerah Makassar kian menemukan jati dirinya sebagai bentuk perkembangan musik lokal yang mampu bersaing dan sejajar dengan jenis musik lainnya. Lagu-lagu Makassar saat ini tidak hanya dinikmati oleh pecinta genre musik tertentu, tetapi juga telah menjadi bagian dari selera musik nasional. Tak hanya terbatas pada kalangan etnis Makassar, kini lagu-lagu daerah tersebut juga dinikmati oleh berbagai etnis di seluruh penjuru Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa musik Makassar telah menjadi bagian dari kekayaan lagu-lagu Nusantara. Baca: Pangdam XII/Tpr Tutup Diksarmil dan Pelatihan Manajerial serta Penetapan Komcad SPPI Batch 3 Tahun 2025 Seragam Sekolah Gratis dari Walikota Langsa Orang Tua Siswa Sangat Terbantu, Kepsek SDN 1 Ucapkan Terimakasih Kepsek SMAN 2 Gowa Diduga Selewengkan Dana BOS, GEMPUR Siap Laporkan ke Kejati Sulsel LBH Herman Hofi Sorot Dugaan Strategi Adu Domba Dalam Konflik Agraria di Kubu Raya Para penggiat musik daerah, khususnya pencipta dan pemerhati lagu-lagu lokal seperti Udhin Leaders, terus mendorong agar tembang-tembang daerah Makassar dan Bugis mendapat ruang lebih luas di industri musik Tanah Air. Udhin Leaders, vokalis sekaligus pencipta lagu Makassar dan Bugis, akan berkolaborasi dengan Alex, gitaris dari label nasional Nagaswara. Alex dikenal dengan kepiawaiannya memainkan gitar melodi, dan telah lama berkiprah di industri musik Indonesia. Kolaborasi ini akan mengusung genre musik pop daerah, mencampurkan warna khas Makassar dan Bugis dengan sentuhan profesional dari musisi nasional. Maulana Ramli, selaku Event Organizer (EO) dari Pranala Production sekaligus pencipta lagu populer “Siri Napacce”, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan proyek perdana yang mempertemukan musisi nasional dan pelaku utama musik daerah dalam satu garapan. Sebelumnya, Maulana juga telah melahirkan karya berjudul “Manna Jera’ja Kulimbang” yang turut mewarnai khazanah musik daerah. “Ini untuk pertama kalinya terjadi, seorang gitaris dari label nasional berkolaborasi dengan dedengkot lagu daerah Makassar dan Bugis. Kami optimistis hasilnya akan menjadi karya musik yang apik dan membanggakan,” ujar Maulana dalam wawancara. Video klip dari proyek ini akan mengambil lokasi syuting di Balla’ Lompoa, ikon kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Rumah adat ini merupakan bekas kediaman Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Indonesia, sekaligus simbol pusat budaya, sejarah, dan adat istiadat Gowa. Tempat ini dulunya menjadi lokasi strategi dalam menghadapi penjajahan. Dengan latar budaya yang kuat dan kolaborasi lintas daerah, karya ini diharapkan menjadi representasi baru bahwa musik daerah mampu tampil modern tanpa kehilangan akar budayanya.(/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *