News

Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 75 Gelar Sosialisasi di MTS 20 Bontosunggu

MakassarGlobal.com– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Angkatan 75 mengadakan sosialisasi di Madrasah Tsanawiyah (MTS) 20 Bontosunggu. Kegiatan ini berfokus pada pencegahan bullying, yang dikaitkan dengan ajaran Islam melalui pengajaran hadis, Senin (26/8/2024).

Pramudya Ananta Marala, selaku koordinator desa (Kordes), dalam sosialisasi tersebut menyampaikan pentingnya memahami dampak buruk bullying terhadap korban, serta bagaimana ajaran Islam, khususnya melalui hadis, melarang segala bentuk penindasan dan kekerasan.

“Kami berharap dengan sosialisasi ini, para siswa tidak hanya memahami konsekuensi buruk dari bullying, tetapi juga dapat mengambil pelajaran dari hadis yang mengajarkan sikap empati, kasih sayang, dan saling menghargai,” ujar Ananta sambutannya.

Sosialisasi ini diikuti dengan antusias oleh siswa-siswi MTS 20 Bontosunggu. Para mahasiswa KKN juga memberikan contoh-contoh praktis dari kehidupan sehari-hari tentang bagaimana tindakan bullying dapat dihindari dan bagaimana ajaran agama dapat menjadi panduan dalam bertindak.

Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian program KKN UIN Alauddin Makassar dalam mendukung pendidikan karakter dan akhlak di kalangan remaja, khususnya dalam mencegah kekerasan di lingkungan sekolah.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat menjadi agen perubahan di sekolah mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih positif dan harmonis.

Penulis : Syam Hariati

Gowa, Sulawesi Selatan – Tembang daerah Makassar kian menemukan jati dirinya sebagai bentuk perkembangan musik lokal yang mampu bersaing dan sejajar dengan jenis musik lainnya. Lagu-lagu Makassar saat ini tidak hanya dinikmati oleh pecinta genre musik tertentu, tetapi juga telah menjadi bagian dari selera musik nasional. Tak hanya terbatas pada kalangan etnis Makassar, kini lagu-lagu daerah tersebut juga dinikmati oleh berbagai etnis di seluruh penjuru Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa musik Makassar telah menjadi bagian dari kekayaan lagu-lagu Nusantara. Baca: Pangdam XII/Tpr Tutup Diksarmil dan Pelatihan Manajerial serta Penetapan Komcad SPPI Batch 3 Tahun 2025 Seragam Sekolah Gratis dari Walikota Langsa Orang Tua Siswa Sangat Terbantu, Kepsek SDN 1 Ucapkan Terimakasih Kepsek SMAN 2 Gowa Diduga Selewengkan Dana BOS, GEMPUR Siap Laporkan ke Kejati Sulsel LBH Herman Hofi Sorot Dugaan Strategi Adu Domba Dalam Konflik Agraria di Kubu Raya Para penggiat musik daerah, khususnya pencipta dan pemerhati lagu-lagu lokal seperti Udhin Leaders, terus mendorong agar tembang-tembang daerah Makassar dan Bugis mendapat ruang lebih luas di industri musik Tanah Air. Udhin Leaders, vokalis sekaligus pencipta lagu Makassar dan Bugis, akan berkolaborasi dengan Alex, gitaris dari label nasional Nagaswara. Alex dikenal dengan kepiawaiannya memainkan gitar melodi, dan telah lama berkiprah di industri musik Indonesia. Kolaborasi ini akan mengusung genre musik pop daerah, mencampurkan warna khas Makassar dan Bugis dengan sentuhan profesional dari musisi nasional. Maulana Ramli, selaku Event Organizer (EO) dari Pranala Production sekaligus pencipta lagu populer “Siri Napacce”, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan proyek perdana yang mempertemukan musisi nasional dan pelaku utama musik daerah dalam satu garapan. Sebelumnya, Maulana juga telah melahirkan karya berjudul “Manna Jera’ja Kulimbang” yang turut mewarnai khazanah musik daerah. “Ini untuk pertama kalinya terjadi, seorang gitaris dari label nasional berkolaborasi dengan dedengkot lagu daerah Makassar dan Bugis. Kami optimistis hasilnya akan menjadi karya musik yang apik dan membanggakan,” ujar Maulana dalam wawancara. Video klip dari proyek ini akan mengambil lokasi syuting di Balla’ Lompoa, ikon kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Rumah adat ini merupakan bekas kediaman Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Indonesia, sekaligus simbol pusat budaya, sejarah, dan adat istiadat Gowa. Tempat ini dulunya menjadi lokasi strategi dalam menghadapi penjajahan. Dengan latar budaya yang kuat dan kolaborasi lintas daerah, karya ini diharapkan menjadi representasi baru bahwa musik daerah mampu tampil modern tanpa kehilangan akar budayanya.(/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *