Tionghoa diidentifikasi di utara benteng Rotterdam (dekat ke laut), area yang terkesan sangat padat. Area yang menjadi perkampungan Tionghoa (Chinesekampement) tersebut dulunya tidak lain disebut area Vleck Vlaardingen, suatu area orang-orang Eropa/Belanda (lihat sketsa/lukisan 1780). Tampaknya area pemukiman tua orang-orang Eropa/Belanda telah diakusisi dan digantikan oleh orang-orang Tionghoa yang terus bertambah (berdatangan kemudian). Orang-orang Eropa/Belanda, terutama para pembisnis diduga telah berkurang dan memindahkan bisnisnya ke Jawa sehubungan dengan menurunnya fungsi peerdagangan Maluku dan semakin intensnya perkebunan di Jawa.
Area Eropa (Peta 1880); Kini Perkampungan Tionghoa
Jika pada masa era kolonial perkampungan Tionghoa kini berada di (kecamatan) Wajo (yang dulu area Vleck Vlaardingen dan Kampong Melayu) dan lalu kemudian pada masa ini juga terkonsentrasi di (kecamatan) Ujung Pandang (yang dulu Kampong Baroe) boleh jadi itu terjadi setelah berakhirnya era kolonial. Pasca pengakuan kedaulatan RI (1950) orang-orang Eropa/Belanda sudah sangat berkurang dan telah menjual properti mereka yang besar kemungkinan dibeli oleh orang-orang Tionghoa. Pada fase inilah Kampong Baroe yang dulunya area orang-orang Eropa/Belanda menjadi perluasan perkampungan Tionghoa yang baru.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menngenang saja.