News

Proses Renovasi Bangunan Kantor Desa Getungan Bejalan lancar dan Tak menghambat pelayanan.

Gowa,-makassarglibal.com.–” Sudah Layak di renovasi bangunan kantor desa gentungan yang di bangun pada 30 tahun silam ini,kondisi fisik bangunan yang sudah lapuk dan bocor membuat tudak nyaman dalam memberi pelayan kepada warga yang butuh pelayan prima.

 

 

Kepada media ini Syarir Dg Imba Selaku TPK Desa Gentungan menjelaskan bahwa Kondisi Kanto desa sedan di laksanakan kegiatan kerja renovasi dengan menggunakan anggaran dana desa dengan nominal sebesar Rp.180 juta tap awall di perkirakan dapat di selesaikan  dua bulan kantor sudah dapat di tempati dan fungsikan jelasnya.

 

 

Hanya kendalanya belum ada anggaran yang cair, tapi untuk kepentingan bahan bangunan seperti semen batu pasir dan besi maupun kayu masi kasbon dan karena anggaran tap awal belum ada.

Tambahnya. 13 juni 2025.

 

 

 

Ia juga mengatakan terkait anggaran keseluruhannya Rp.400 juta dengan sistem pencarian dua kali sekalipun terkendala dengan anggaran tapi proses  kegiatan kerja sudah tercapai 35% sehingga dapat di pastikan di selesaikan  dalam waktu dua bulan, ucapnya.

 

 

Selanjutnya terkait dengan proses pelayanan administrasi terhadap warga  yang membutuhkan tetap bejalan dengan normal. tampa hambatan tandasnya

 

Sementara H. SyariF, S.A.g . Dg  Esa Kades Gentungan  di tempat terpisah menerangkan  terkait proses  pelayanan terhadap warga tetap lancar dan tidak ada kendala. Kalau hanya tanda tangan yang di butuhkan  saya siap di manapun, dapat saya layani sesuai prosedur. Imbuhnya.

Laporan.Nurdin Achmad

 

Gowa, Sulawesi Selatan – Tembang daerah Makassar kian menemukan jati dirinya sebagai bentuk perkembangan musik lokal yang mampu bersaing dan sejajar dengan jenis musik lainnya. Lagu-lagu Makassar saat ini tidak hanya dinikmati oleh pecinta genre musik tertentu, tetapi juga telah menjadi bagian dari selera musik nasional. Tak hanya terbatas pada kalangan etnis Makassar, kini lagu-lagu daerah tersebut juga dinikmati oleh berbagai etnis di seluruh penjuru Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa musik Makassar telah menjadi bagian dari kekayaan lagu-lagu Nusantara. Baca: Pangdam XII/Tpr Tutup Diksarmil dan Pelatihan Manajerial serta Penetapan Komcad SPPI Batch 3 Tahun 2025 Seragam Sekolah Gratis dari Walikota Langsa Orang Tua Siswa Sangat Terbantu, Kepsek SDN 1 Ucapkan Terimakasih Kepsek SMAN 2 Gowa Diduga Selewengkan Dana BOS, GEMPUR Siap Laporkan ke Kejati Sulsel LBH Herman Hofi Sorot Dugaan Strategi Adu Domba Dalam Konflik Agraria di Kubu Raya Para penggiat musik daerah, khususnya pencipta dan pemerhati lagu-lagu lokal seperti Udhin Leaders, terus mendorong agar tembang-tembang daerah Makassar dan Bugis mendapat ruang lebih luas di industri musik Tanah Air. Udhin Leaders, vokalis sekaligus pencipta lagu Makassar dan Bugis, akan berkolaborasi dengan Alex, gitaris dari label nasional Nagaswara. Alex dikenal dengan kepiawaiannya memainkan gitar melodi, dan telah lama berkiprah di industri musik Indonesia. Kolaborasi ini akan mengusung genre musik pop daerah, mencampurkan warna khas Makassar dan Bugis dengan sentuhan profesional dari musisi nasional. Maulana Ramli, selaku Event Organizer (EO) dari Pranala Production sekaligus pencipta lagu populer “Siri Napacce”, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan proyek perdana yang mempertemukan musisi nasional dan pelaku utama musik daerah dalam satu garapan. Sebelumnya, Maulana juga telah melahirkan karya berjudul “Manna Jera’ja Kulimbang” yang turut mewarnai khazanah musik daerah. “Ini untuk pertama kalinya terjadi, seorang gitaris dari label nasional berkolaborasi dengan dedengkot lagu daerah Makassar dan Bugis. Kami optimistis hasilnya akan menjadi karya musik yang apik dan membanggakan,” ujar Maulana dalam wawancara. Video klip dari proyek ini akan mengambil lokasi syuting di Balla’ Lompoa, ikon kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Rumah adat ini merupakan bekas kediaman Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Indonesia, sekaligus simbol pusat budaya, sejarah, dan adat istiadat Gowa. Tempat ini dulunya menjadi lokasi strategi dalam menghadapi penjajahan. Dengan latar budaya yang kuat dan kolaborasi lintas daerah, karya ini diharapkan menjadi representasi baru bahwa musik daerah mampu tampil modern tanpa kehilangan akar budayanya.(/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *