News

Terkait Berita Pencopotan Kepala Lingkungan Karaeng Loe di Media Sosial, Ahmad Mappaempo Katakan Begini!

Gowa, MakassarGlobal.com – Meskipun Kepala Lingkungan Karaeng Loe juga menjabat sebagai Guru P3K, jika dia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak terjadi konflik kepentingan yang merugikan pihak lain, maka hal tersebut dapat dianggap sebagai hal yang positif.

Penting untuk memastikan bahwa dalam menjalankan kedua jabatan tersebut, Kepala Lingkungan tetap mematuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik, seperti transparansi, akuntabilitas, dan independensi.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun Kepala Lingkungan Karaeng Loe dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tetap ada potensi konflik kepentingan yang dapat muncul dalam situasi tertentu. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan prinsip-prinsip etika dan integritas dalam menjalankan kedua jabatan tersebut.

Sebaiknya, Kepala Lingkungan Karaeng Loe tetap memperhatikan potensi konflik kepentingan dan berusaha untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Jika memungkinkan, sebaiknya dia meminta saran atau pendapat dari pihak yang berwenang terkait dengan tata kelola pemerintahan lurah untuk memastikan bahwa dia tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ahmad Mappaempo Kepala Lingkungan Karaeng Loe mengatakan bukan hanya saya saja yang rangkap jabatan tetapi di Daerah Somba Opu dan Pallangga juga ada yang merangkap jabatan seperti saya, Tapi kenapa hanya kami yang disoroti oleh Arianto Amiruddin.

Ahmad Mappaempo juga menambahkan bahwa dirinya juga telah melaporkan dibagian keuangan kabupaten
kalau dirinya masih menjabat sebagai Kepala lingkungan saat memasukkan berkas ASN nya. Tapi keuangan menyampaikan jika harus memilih salah satu gajinya.

Olehnya itu, Ahmad Mappaempo berharap akan tetap bekerja semaksimal mungkin agar tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala Lingkungan tetap berjalan dengan baik seiring berjalan pula dengan jabatan nya sebagai Guru P3K dan lagi wilayah tempat nya bekerja daerah yang sama jadi itu tidak masalah.” Ujarnya. (*)

Laporan : JDT

Gowa, Sulawesi Selatan – Tembang daerah Makassar kian menemukan jati dirinya sebagai bentuk perkembangan musik lokal yang mampu bersaing dan sejajar dengan jenis musik lainnya. Lagu-lagu Makassar saat ini tidak hanya dinikmati oleh pecinta genre musik tertentu, tetapi juga telah menjadi bagian dari selera musik nasional. Tak hanya terbatas pada kalangan etnis Makassar, kini lagu-lagu daerah tersebut juga dinikmati oleh berbagai etnis di seluruh penjuru Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa musik Makassar telah menjadi bagian dari kekayaan lagu-lagu Nusantara. Baca: Pangdam XII/Tpr Tutup Diksarmil dan Pelatihan Manajerial serta Penetapan Komcad SPPI Batch 3 Tahun 2025 Seragam Sekolah Gratis dari Walikota Langsa Orang Tua Siswa Sangat Terbantu, Kepsek SDN 1 Ucapkan Terimakasih Kepsek SMAN 2 Gowa Diduga Selewengkan Dana BOS, GEMPUR Siap Laporkan ke Kejati Sulsel LBH Herman Hofi Sorot Dugaan Strategi Adu Domba Dalam Konflik Agraria di Kubu Raya Para penggiat musik daerah, khususnya pencipta dan pemerhati lagu-lagu lokal seperti Udhin Leaders, terus mendorong agar tembang-tembang daerah Makassar dan Bugis mendapat ruang lebih luas di industri musik Tanah Air. Udhin Leaders, vokalis sekaligus pencipta lagu Makassar dan Bugis, akan berkolaborasi dengan Alex, gitaris dari label nasional Nagaswara. Alex dikenal dengan kepiawaiannya memainkan gitar melodi, dan telah lama berkiprah di industri musik Indonesia. Kolaborasi ini akan mengusung genre musik pop daerah, mencampurkan warna khas Makassar dan Bugis dengan sentuhan profesional dari musisi nasional. Maulana Ramli, selaku Event Organizer (EO) dari Pranala Production sekaligus pencipta lagu populer “Siri Napacce”, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan proyek perdana yang mempertemukan musisi nasional dan pelaku utama musik daerah dalam satu garapan. Sebelumnya, Maulana juga telah melahirkan karya berjudul “Manna Jera’ja Kulimbang” yang turut mewarnai khazanah musik daerah. “Ini untuk pertama kalinya terjadi, seorang gitaris dari label nasional berkolaborasi dengan dedengkot lagu daerah Makassar dan Bugis. Kami optimistis hasilnya akan menjadi karya musik yang apik dan membanggakan,” ujar Maulana dalam wawancara. Video klip dari proyek ini akan mengambil lokasi syuting di Balla’ Lompoa, ikon kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Rumah adat ini merupakan bekas kediaman Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Indonesia, sekaligus simbol pusat budaya, sejarah, dan adat istiadat Gowa. Tempat ini dulunya menjadi lokasi strategi dalam menghadapi penjajahan. Dengan latar budaya yang kuat dan kolaborasi lintas daerah, karya ini diharapkan menjadi representasi baru bahwa musik daerah mampu tampil modern tanpa kehilangan akar budayanya.(/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *