Oleh:
Nurul Jamiah Sidiq, S.Pd., M.Pd
(Dosen PGPAUD FIP Universitas
Negeri Makassar)
Makassar,-makassarglobal.com.–”Perkembangan anak usia dini bukan hanya soal kemampuan membaca, berhitung, atau mengenal huruf. Lebih dari itu, anak-anak perlu dibekali dengan kecakapan sosial dan emosional agar mampu tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berempati, dan bahagia. Di sinilah peran penting Social-Emotional Learning (SEL) dalam pendidikan anak usia dini.
SEL merupakan pendekatan yang membantu anak mengenal dan mengelola emosi, membangun hubungan positif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Menurut data dari Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), anak-anak yang mendapatkan pembelajaran berbasis SEL menunjukkan peningkatan signifikan dalam prestasi akademik, perilaku sosial, dan kesejahteraan mental.
Di Program Studi Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD), kami melihat pentingnya integrasi SEL dalam kurikulum harian. Dalam praktiknya, anak-anak diajak berdiskusi tentang perasaan, bermain peran, menyelesaikan konflik secara damai, hingga melakukan latihan mindfulness sederhana seperti pernapasan sadar dan latihan fokus pada saat ini. Aktivitas-aktivitas ini membantu mereka mengembangkan regulasi diri dan ketenangan batin sejak dini.
Daniel Goleman, pakar kecerdasan emosional, menekankan bahwa kemampuan mengelola emosi dan membangun relasi sosial berperan besar dalam keberhasilan hidup, bahkan melebihi kecerdasan intelektual. Sayangnya, aspek ini sering kali belum menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan kita.
Padahal, anak yang dibesarkan dengan kecakapan emosional yang baik akan lebih siap menghadapi tekanan, mampu bekerja sama dalam tim, serta membangun hubungan yang sehat. Mereka juga lebih resilien dalam menghadapi tantangan akademik maupun sosial.
Sudah saatnya pendidik dan orang tua berkolaborasi membangun ekosistem belajar yang tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Pendidikan sosial-emosional bukan pelengkap, melainkan fondasi.
Dengan membekali anak sejak dini dengan keterampilan ini, kita sedang berinvestasi pada masa depan bangsa—mencetak generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga utuh sebagai manusia.Paparnya.(***).
Laporan Tim Redaksi